Monday, July 20, 2009

negriku sakit...

Kembalikan Aku
Aku datang bukan untuk dijamu dalam jamuan mewah
Aku datang bukan untuk disanjung dengan pujian yang tinggi
Aku datang bukan untuk disembah dan ditinggikan seperti langit
Aku datang justru untuk menjadi hamba
Aku berdiri bukan untuk ditopang keringat dan darah hambaku
Mereka adalah tuanku yang harus kulayani
Aku berjuang bukan untuk sesuap nasiku bagi perutku
Bukan juga untuk rumahku lagi
Aku datang untuk mengambil tuah janji dari negeriku
Aku bukanlah raja yang dipersunting untuk kekayaan dan kehormatan
Kemuliaanku bukan dinilai dari keping emas yang kumiliki

Bukan, bukan! Itu bukan aku.
Biarkan orang lain mencaci maki Mencari-cari
kesalahanku sampai ke ujung dunia
Biarkan mereka melempar dengki dan iri hati
Tuk memuaskan derita dalam hidup mereka
Karena saya tahu,dari awal hidup itu memang tidak mudah

Tidak semudah menemukan janji di setiap mulut yang incar nama
Aku datang bukan untuk tidur namun terjaga setiap waktu
Bukan juga untuk dimanja
Apalagi dijadikan tuan bagi derita negeriku
Tidak! Aku datang untuk menjadi hamba yang setia
Aku rela tidak tidur sepanjang hari
Demi rakyatku yang sedang menderita
Aku rela hidup tanpa keping emas dan hingar bingar kemuliaan
Karena bukan itu keping emas dan kemuliaan yang kucari
Biarkan aku menjadi hamba yang rela melayani
Setiap tangisan dan darah yang terkucur di atas tanah pahlawanku
Biarkan ku melihat perjuanganku hidup meski tidak seorangpun kan membantu
Biarkan aku tumpahkan darahku buat negeri yang membesarkanku
Dan biarkan aku berdiri dengan imanku yang teguh
Kembalikan aku pada rakyatku
Dimana keringat masih mengucur karena kerja keras
Kembalikan aku pada gubukku di desa
Karena aku makan disana dengan tempayan lusuh dan tanah berdebu
Kembalikan aku pada derita hidup dari rakyatku
biarkan aku dekat dengan jalan hidup mereka
Karena kutahu, disanalah aku harus berjuang
Memulai hidup yang senantiasa buntu
Menuntaskan hidup yang belum jua dimulai
Biarkan aku menjadi hamba tuk negeriku yang dipertuan....

arena luka...

Mengais dan mengais lagi yang ada
Sederatan kalimat yang tercecer
Diantara ubin-ubin khayalan dan imaji
Kenapa belum juga aku temukan
Sebait sabda yang sangat disakralkan
dari pendekar-pendekar bersilat lidah

Laksana menjaring kelopak serbuk mentari
Lewat tabir-tabir mimpi tanpa transparansi
Remukkan duka mengibas ekor pari

Hanya bibir-bibir tersumpal yang tak bisa vokal
Terjahit oleh kebiri iming-iming kilau nikmat surgawi
Lalu tertipu diri;

Setumpuk jerami yang kering nyaris tersingkir
Dari arena adu kekuatan dalam beralibi
Segelintir orang diperkosa untuk menghakimi
Dari bait-bait yang tak tersampai pada pemimpi

………………….lalu…………………………..
dimanakah keindahan itu…….